Senin, 02 Januari 2017

Profil Arsitek


 Frederich Silaban

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Fredrich Silaban (lahir di Bonandolok, Sumatera Utara, 16 Desember 1912) adalah seorang opzichter/arsitek generasi awal di negeri Indonesia. Walau hanya anak dari seorang pendeta miskin, namun karena ketekunannya dapat mengantarkannya ke gerbang kesuksesan yang membuat dia diakui sebagai arsitektur handal.
B.     Tujuan
Fredrich Silaban adalah seorang arsitektur yang merancang bangunan-bangunan yang sebagian hasil karyanya menjadi simbol kebanggaan bagi daerah tersebut. Monas (Monumen Nasional), Masjid Istiqlal, Stadion Utama Gelora Bung Karno adalah sederet bagunan-bangunan modern pada masanya yang hingga kini menjadi bangunan bersejarah yang telah dirancang olehnya. Sehingga dapat dikatakan Fredrich Silaban adalah arsitek handal yang dapat menjadi panutan bagi para mahasiswa arsitektur. Di harapkan mahasiswa arsitektur dapat mencontoh perilaku beliau.


BAB II
ANALISA

Frederich Silaban

·         Profil Frederich Silaban
            Berangkat dari keluarga miskin tidak membuat Fredrich Silaban putus harapan untuk menjadi seorang arsitek. Fredrich Silaban banyak menerima penghargaan atas hasil rancangannya.
            Karier Frederch Silaban dalam dunia arsitek bermula saat beliau masi bersekolah diJakarta. Saat itu beliau menekuni bidang arsitektur setelah meliat bangunan Pasar Gambir di Koningsplein, Batavia tahun 1929. Pasar Gambir tersebut adalah rancangan dari arsitektue Belanda, JH Antonisse. Setelah lulus sekolah beliau mengunjungi kantor Antonisse. Disana dia ditempatkan sebagai pegawai di Departemen Umum, di bawah pemerintahan kolonial Belanda. Berkat usaha dan kerja kerasnya beliau pun sukses menjabat sebagai Direktur Pekerjaan Umum tahun 1947 hingga 1965. Jabatan inilah yang akhirnya membri kesempatan Frederich Silaban untuk keliling dunia. Lalu frederich Silaban melanjutkan kuliah di Academie voor Bouwkunst atau akademi seni bangunan. Beliau diakui sebagai lulusan terbaik.
Lewat sayembara pembuatan desain maket masjid Istiqlal lah beliau mulai dikenal dan menjadi arsitek kesayangan presiden pertama negara kita, Ir. Soekarno.
            Arsitek kesayangan Soekarno ini merupakan salah satu arsitek yang berpengaruh dalam perkembangan arsitek di Indonesia, salah satunya beliau berperan dalam pembentukan Ikatan Arsitek Indonesia (IAI). Pada tanggal 16 dan 17 September 1959 diadakan pertemuan besar pertama apara arsitek dua generasi di Bandung. Pertemuan ini dihadiri 21 orang, tiga orang arsitek senior diantaranya adalah Frederich Silaban. Dalam pertemuan tersebut dirumuskan tujuan, cita-cita, konsep Anggaran Dasar dan dasar-dasar pendirian persatuan arsitektur murni, sebagai yang tertuang dalam dokumen pendiriannya, “Menuju dunia Arsitektur Indonesia yang sehat”. Pada malam yang bersejarah itu resmi berdiri satu-satunya lembaga tertinggi dalam dunia arsitektur profesional Indonsia dengan nama Ikatan Arsitektur Indonsia yang disingkat IAI.
            Pada masanya, Frederich Silaban sangat berpengaruh dalam pembangunan negara kita. Dibawah ini adalah hasil rancangan beliau yang hingga sekarang beberapa diantaranya masih di akui sebagai bangunan bersejarah :

  • Stadion Gelora Bung Karno Saat Masa Pembangunan
  
         Stadion Utama Gelora Bung Karno - Jakarta (1962)
·         Stadion Utama Gelora Bung Karno dibangun dua tahun sebelum Asian Games IV 1962. Soekarno sejak lama sudah mempunyai keinginan untuk membangun sebuah stadion sepakbola. Salah satu syarat yang diminta Soekarno adalah stadion tersebut memiliki atap temu gelang (berbentuk melingkar mengelilingi stadion yang bertemu dikedua ujungnya). Fredrich Silaban lah yang akhirnya bisa mewujudkan mimpi soekarno.


  • Monumen Pembebasan Irian Barat - Jakarta(1963)
·        Tugu pembebasan Irian Barat ini juga dirancang oleh Frederich Silaban.

  • Monumen Nasional/ Tugu Monas - Jakarta (1960)
·         Sayembara perancangan monumen Nasional digelar pada tahun 1955. Dari 51 karya yang masuk, hanya satu karya yaitu karya Fredrich Silaban lah yang memenuhi kriteria yang telah ditentukan. Kemudian sayembara kedua diadakan pada tahun 1960 namun tak ada satupun dari 136 peserta yang memenuhi kriteria yang ditentukan. Akhirnya Fredrich diminta untuk mengahadap Soekarno, namun Soekarno kuang menyukai rancangannya. Soekarno pun meminta arsitek lain untuk melanjutkan rancangan itu. 

  •      Masjid Istiqlal pada masa pembangunan
 
          Masjid Istiqlal - Jakarta (1954)

·         Rasa toleransi yang sangat tinggi seorang Fredrich Silaban ditunjukkan dengan perancangan salah satu masjid yang tercatat terbesar se-Asia Tenggara pada tahun 1970-an ini dapat dilihat dari bangunan ini, walaupun beliau seorang Kristen Protestan namun tetap membuat rancangan sedemikian detail dan terstruktur dengan sangat rapih. Masjid ini dirancang olehnya dengan mengandung angka dan ukuran yang memiliki makna dan lambangan tertu.
  • Gedung Pola - Jakarta (1962)
·         Gedung pola merupakan gedung tempat memamerkan berbagai pola, model, atau rencana pembangunan dalam bentuk maket, miniatur, peta, foto dan gambar.
  • Gedung Bentol - Jawa Barat
·         Disebut gedung bentol karena ditiap dindingnya terdapat batu alam yang menempel seperti bentol.

  •       Gerbang Taman Makam Pahlawan Kalibata – Jakarta (1953)
·         Taman Makam Pahlawan Kalibata atau TMP Kalibata adalah nama sebuah perkuburan yang berlokasi di wilayah Kalibata, Jakarta Selatan, dan Dikhususkan bagi mereka yang telah berjasa kepada negara kesatuan Republik Indonesia, termasuk para pahlawan nasional, anggota militer, dan pejabat tinggi negara.
  • Tugu Khatulistiwa – Pontianak (1938)
·         Tugu ini dibangun pertama kali pada tahun 1928 oleh seorangahli geografi berkebangsaan Belanda. Pada tahun 1938 dibangun kembali dan disempurnakan oleh Frederich Silaban. Pada tahun 1990 dibangun duplikat 5 kali lebih besar untuk melindungi tugu khatulistiwa yang asli.
Dan bangunan-bangunan lainnya, seperti :
  •          Gedung HKBP Nommensen - Medan (1982) 
             Adalah sebuah universitas di Medan, provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Universitas ini didirikan pada 7 Oktober 1954. Namanya diambil dari nama Ingwer Ludwig Nommensen, seorang penyebar agama Kristen Protestan di antara suku Batak di Sumatera Utara pada akhir abad ke-19.
  •     Rumah A Lie Hong - Bogor (1968)
  •     Markas TNI Angkatan Udara  - Jakarta (1962)
  •     Gedung BNI 1946 - Jakarta (1960)
  •     Menara Bung Karno - Jakarta (1960-1965) tidak terbangun
  •   Gedung BLL, Bank I ndonesia, Jalan Thamrin - Jakarta (1960)
  •   Kantor Pusat Bank Indonesia, Jalan Thamrin - Jakarta (1958)
  •   Rumah Pribadi Frederich Silaban - Bogor (1958)
  •   Rumah Dinas Walikota - Bogor (1952)
  •   Kantor Dinas Walikota - Bogor (1951)


BAB III
PENUTUPAN

                       I.            Kesimpulan
Frederich Silaban adalah seorang arsitek legendaris Indonesia yang sangat membanggakan. Ketekunan dan toleransi yang tinggi antar umat beragama adalah sikap yang perlu kita tiru.
Beliau wafat pada 14 Mei 1984 (umur 71) Jakarta, Indonesia. Walau begitu, Sang Legendaris ini masih terus dikenang oleh kebanyakan masyarakat lewat hasil rancangannya yang gemilang.

                      II.             Daftar Pustaka



Tidak ada komentar:

Posting Komentar